Kamis, 20 Desember 2007

PEMERIKSAAN oleh AKUNTAN PUBLIK

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK (sebagai auditor Independent)

MENGAPA LAPORAN KEUANGAN PERLU DIAUDIT ?
Karena pengguna Laporan keuangan memiliki kepentingan yang berbeda.

MANFAAT PEMERIKSAAN BAGI PERUSAHAAN
- Memberikan kredibilitas dan kepercayaan atas Laporan keuangannya
- Mengurangi kecurangan
- Dasar dalam pengambilan keputusan
- Membuka peluang masuknya Investor baru

MANFAAT PEMERIKSAAN BAGI PIHAK LAIN DALAM DUNIA USAHA
- Rekanan Merasa yakin / percaya dalam pengambilan keputusan

DITINJAU DARI LUASNYA PEMERIKSAAN, MAKA AUDIT EKSTERNAL DIBAGI,
1. Pemeriksaan Umum ( General Audit )
Suatu Pemeriksaan umum atas Laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat tentang kewajaran Laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Indonesia yang disyahkan oleh IAI.

2. Pemeriksaan Khusus ( Special Audit )
Suatu Pemeriksaan terbatas (sesuai permintaan Klien) yang dilakukan oleh KAP dengan tujuan untuk dapat menemukan suatu kesalahan atau kecurangan tertentu.
Pemeriksaan terbatas pada masalah tertentu (misal kecurangan piutang).

PERBEDAAN AUDITING DENGAN AKUNTANSI


Bukti Transaksi
Jurnal
Buku Besar
Laporan Keuangan
Buku Pembantu











Keterangan :

Tanda adalah proses akuntansi yaitu dimulai dari Bukti transaksi dicatat dalam jurnal dan diringkas dalam buku besar , kemudian digolongkan dalam Laporan keuangan.

Tanda adalah proses auditing yaitu dimulai dari Laporan keuangan ditelusuri ke dalam buku besar , ke jurnal dan buku pembantu (kalau ada) sampai ke Bukti Transaksi


TAHAPAN-TAHAPAN AUDIT ( untuk tujuan Pemeriksaan Umum)

PERUSAHAAN
Calon Klien/Klien
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KAP melakukan pemeriksaan lapangan di kantor klien, mengumpulkan Bukti yang cukup , membuat draff hasil Pemeriksaan dan diserahkan kepada klien
Apabila draff hasil Pemeriksaan disetujui oleh klien maka KAP membuat LAPORAN AUDIT
LAPORAN AUDIT
Dihubungi Calon Klien/Klien


KAP menanyakan tentang :
a. Alasan klien mengaudit Laporan keuangan
b. Hasil audit untuk kepentingan siapa ? ( apakah pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, Bapepam, Kantor Pelayanan Pajak, dll )
c. KAP mengajukan surat penawaran (Proposal) yang berisi : Jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit, kapan audit dimulai, kapan Laporan harus diserahkan, dll.
d. Apakah sebelumnya klien pernah diaudit ?
e. Apa jenis usaha klien dan gambaran umumnya ?


KEDUA BELAH PIHAK SETUJU



SPAP

SAK
















Catatan :

SPAP : Pedoman auditor dalam melakukan Pemeriksaan (pedoman menetapkan syarat auditor, pedoman bagaimana tahapan melakukan Pemeriksaan, dan pedoman pelaporan , yang diharuskan dan ditetapkan oleh IAI
SAK : Pedoman auditor dalam memeriksa Laporan keuangan klien untuk menilai kewajaran

LAPORAN AUDIT (LAPORAN AKUNTAN)

Laporan audit terdiri-dari :
1. Laporan auditor Independent (lembar Opini), akuntan memberikan pendapat tentang kewajaran Laporan keuangan yang telah dibuat dan merupakan tanggung jawab Managemen.
2. Laporan keuangan yang terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan perubahan laba ditahan
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas Laporan keuangan, yang berisi bagian umum ( menjelaskan latar belakang perusahaan), kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi.
f. Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos penting seperti perincian piutang, aktiva tetap, hutang, biaya umum, dan administrasi serta biaya penjualan.

JENIS JENIS PENDAPAT AKUNTAN
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29), terdiri dari 5 jenis yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)(contoh 1)
à Audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan. ( Unqualified Oponion with wxplanatory language)
à Terdapat keadaan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar.
à Keadaan tersebut misalnya :
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen lain
b. Karena belum adanya aturan yang jelas maka Laporan keuangan dibuat menyimpang dari SAK
c. Laporan diperngaruhi oleh ketidak pastian peristiwa masa yang akan datang yang hasilnya belum dapat diperkirakaan pada tanggal Laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip akuntansi.
f. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tidak disajikan

3. Pendapat wajar dengan pengecualian ( Qualified Opinion ) (contoh 2 )
à Sebenarnya Laporan dapat dikatakan wajar dalam hal yang material, tapi terdapat sesuatu penyimpangan/kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dikecualikan.
à Pengecualian tersebut misalnya :
a. Bukti kurang cukup
b. Adanya pembatasan ruang lingkup
c. Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK)

4. Pendapat Tidak Wajar ( Adverse Opinion ) (contoh 3)
à Laporan secara keseluruhan menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK)
à Auditor harus memberi tambahan paragraph untuk menjelaskan ketidak wajaran atas Laporan keuangan , disertai dengan dampak dari akibat ketidak wajaran tersebut, pada laporan auditnya.


5. Pernyataan tidak memberikan Pendapat ( Disclaimer of Opinion ) (contoh 4)
à Adanya ruang lingkup Pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI.
à Dalam laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak memberikan pendapat.

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM LAPORAN AUDIT
Judul, “ Laporan Audit Independen”.
Alamat , “ Pihak yang memberi penugasan”
Paragraf Pendahuluan , Harus berisi :
v Pernyataan telah melakukan Pemeriksaan
v Periode Laporan keuangan yang diaudit
v Jenis Laporan keuangan
v Tanggung jawab manajemen terhadap Laporan keuangan
v Tanggung jawab auditor terhadap pernyataan pendapat atas Laporan keuangan yang diaudit.

Paragraf Ruang Lingkup
v Pernyataan auditor , bahwa pelaksanaan Pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang disahkan oleh IAI.
v Pernyataan auditor bahwa Pemeriksaan dilakukan dgn perencanaan, pengujian, pengumpulan Bukti-bukti dan pengungkapan dalam Laporan keuangan.

Paragraf Pendapat
v Auditor menyatakan pendapatnya , terhadap Laporan keuangan secara keseluruhan pada nilai yang material.

Identitas Kantor Akuntan Publik , “ Nama, No register, Tanda tangan
Tanggal Laporan, “ Tanggal yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pemeriksaan”.


---à Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian , maka unsure laporan audit di tambah "paragraph penjelasan" sebagai penjelasan atas pengecualian pos dalam laporan keuangan atau ketidak wajaran dalam laporan keuangan. (lihat contoh 2 , 3 laporan audit )







Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)



(a) Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
(b) Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok


( c) Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


(f) Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

(g) Tanggal, 13 Maret 2002







Contoh 2.1. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.



Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok


Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 2.2. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok


Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI


(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar


Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok


Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI


(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 4. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.



Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok


Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.



Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Tidak ada komentar: